Naira Belajar Naik Sepeda

Naira adalah seorang anak perempuan berusia delapan tahun yang ceria. Setiap sore, ia sering melihat teman-temannya bersepeda keliling taman sambil tertawa gembira. Ia sebenarnya ingin ikut juga, tetapi ada satu hal yang membuatnya ragu — ia takut jatuh.

Beberapa bulan yang lalu, Naira pernah mencoba belajar naik sepeda. Namun baru beberapa kayuhan, sepedanya oleng dan ia jatuh hingga lututnya berdarah. Sejak itu, setiap kali melihat sepeda, Naira langsung merasa takut.

Suatu hari, ayahnya berkata dengan lembut,

“Naira, kalau kamu ingin bisa, kamu harus berani mencoba lagi. Jatuh itu tidak apa-apa, asal kamu mau bangkit lagi.”

Kata-kata ayah membuat Naira berpikir. Malam itu, ia menatap sepeda merahnya yang terparkir di garasi. Dalam hati, ia berjanji, “Besok aku akan coba lagi. Aku harus berani.”

Keesokan harinya, Naira membawa sepedanya ke halaman rumah. Ayah dan ibunya menemani. Awalnya, tangan Naira gemetar saat memegang setang sepeda. Tapi ayahnya terus menyemangati,

“Pelan-pelan saja, Ayah pegang dulu, ya.”

Dengan hati-hati, Naira mengayuh pedal. Beberapa kali ia hampir jatuh, bahkan sempat terjatuh lagi dan lututnya sedikit tergores. Air matanya menetes, tapi ia tidak mau menyerah.

“Aku harus bisa!” katanya sambil menghapus air mata.

Hari demi hari Naira berlatih. Setiap kali jatuh, ia bangkit lagi. Hingga pada suatu sore yang cerah, tanpa sadar ayahnya melepaskan tangannya. Naira terus mengayuh… dan kali ini ia tidak jatuh!

Aku bisa! Aku bisa naik sepeda!” teriaknya gembira.

Ayah dan ibu bertepuk tangan bangga. Wajah Naira berseri-seri penuh kebahagiaan. Rasa takut yang dulu besar kini telah berubah menjadi keberanian.

Sejak hari itu, Naira tak lagi takut pada sepeda. Ia belajar bahwa keberanian bukan berarti tidak takut, tapi tetap berusaha meskipun takut.



Posting Komentar untuk "Naira Belajar Naik Sepeda"