BOPOLUCHI (Cerita Dari India)

 

Pada suatu hari, ada beberapa gadis yang pergi menimba air di sumur desa.  Mereka bercakap-cakap tentang pertunangan masing-masing.  Mereka tampak senang dan bersemangat membicarakan hal tersebut.

            “Pamanku akan datang dengan membawa pakaian terbaik untuk kado pernikahanku,”ucap seorang gadis.

            “Pamanku juga akan membawakan daging dan makanan enak lainnya untukku,”timpal temannya yang lain membuat percakapan mereka semakin ramai dan mengasyikan.

            Bopoluchi, gadis paling cantik diantara mereka justru terdiam sedih. Ia adalah anak yatim piatu. Namun ia berharap ada pamannya yang bersedia mengurus pernikahannya. Iapun mencoba untuk ceria kembali.

            Sementara itu tidak jauh dari tempat itu, ada seorang pedagang wewangian dan kosmetik yang ikut menguping dan mendengarkan percakapan para gadis itu terutama apa yang diucapkan oleh Bopoluchi. Ia jatuh cinta dengan gadis cantik tersebut dan berharap dapat menikahinya segera.

            Maka keesokan harinya iapun datang ke rumah Bopoluchi dengan membawa nampan bermacam hadiah seperti perhiasan, pakaian, makanan dan minuman yang enak-enak.

            “Aku adalah adik dari ayahmu yang sudah lama pergi merantau ke negeri jauh. Aku telah mencarimu dalam waktu yang lama. Nah sekarang aku berniat melamarmu untuk menikah dengan putraku,”jelas orang itu berbohong. Ia terlihat tulus meskipun sesungguhnya adalah seorang perampok jahat yang sedang menyamar.

            Bopoluchi yang hidup sendirian selama ini terlihat bahagia karena ternyata masih ada orang lain yang peduli padanya. Apalagi dia adalah pamannya sendiri yang sudah lama tak bertemu. Tanpa pikir panjang iapun segera berkemas lalu pergi mengikuti lelaki licik tersebut.

            Namun ditengah perjalanan, ada seekor burung gagak yang berteriak-teriak nyaring mengingatkan,”Bopoluchi yang cantik! Kau telah kehilangan akal sehatmu! Lelaki itu sesungguhnya bukan pamanmu, tapi dia adalah seorang perampok jahat yang tengah menyamar agar dapat memiliki dirimu!”

            “Paman, apa maksud burung gagak itu? Kenapa dia berteriak-teriak seperti itu?”tanya Bopoluchi dengan penuh curiga kepada lelaki yang ia percaya sebagai pamannya itu.

            “Tidak usah dipikirkan! Itu hanya omong kosong saja! Semua burung gagak di negeri ini selalu meracau seperti itu!”balas si perampok menepis kekhawatiran Bopoluchi.

            Mereka lalu melanjutkan kembali perjalanannya yang sempat terhenti karena ulah si burung gagak. Namun tak lama kemudian mereka mendengar suara burung merak di depan mereka.

            “Wahai Bopoluchi yang cantik, rupanya kau telah kehilangan akal sehatmu. Itu karena kau terlalu percaya dengan tipu muslihat perampok di sampingmu itu!”seru burung merak menyindir keduanya.

            “Mengapa burung merak itu berkata demikian, paman?”tanya Bopoluchi lagi penasaran.

            “Tidak usah kau hiraukan ucapannya! Semua burung merak di negeri selalu mengigau seperti itu!”balas si perampok dengan nada tinggi. Ia mulai kesal sekarang.

            Mereka kembali melanjutkan perjalanan untuk berhenti sebentar tak lama kemudian ketika ada seekor serigala menatap mereka lalu melolong tinggi.

            “Bopoluchi yang cantik tapi malang, sesungguhnya kamu telah ditipu lelaki pendusta ini! Tidak ada paman yang baik hati hendak menolongmu, melainkan dia itu sesungguhnya perampok jahat yang hendak menipumu!”ucap serigala sedikit emosi.

            “Kenapa dengan serigala itu, paman? Kenapa dia berkata seperti itu?”tanya Bopoluchi makin penasaran.

            “Tidak usah kau dengarkan omongannya yang penuh hasutan. Ketahuilah bahwa hampir semua serigala di negeri ini selalu bertingkah seperti itu!”jawab si perampok menenangkan.

            Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya sampailah mereka di rumah perampok. Disana Bopoluchi tahu maksud sebenarnya dari sang perampok jahat. Ternyata ia sendiri yang akan menikahi Bopoluchi bukan anaknya. Si perampok ternyata belum menikah dan ia tinggal dengan ibunya yang sudah sangat tua. Rambutnya sudah rontok semua bahkan nyaris botak. Si perampok lalu meninggalkan Bopoluchi dengan ibunya, sementara dirinya pergi untuk mengurus keperluan pernikahan mereka.

            “Rambutmu sangat indah. Panjang, lembut dan wangi. Bagaimana kau bisa mendapatkan rambut seindah ini?”tanya si ibu tua ketika sedang memakaikan gaun pengantin kepada Bopoluchi. Ia ingin mengetahui apakah baju pengantin itu sudah cocok dengan calon menantunya itu apa belum.

            “Ibuku selalu memasukan kepalaku ke dalam lesung pengupas padi. Ia lalu memukul kepalaku dengan  alu hingga rambut dikepalaku tumbuh satu persatu menjadi panjang dan lebat seindah ini,”cerita Bopoluchi mencoba menipu ibu si perampok. Anehnya, nenek tua itu ternyata percaya begitu saja ceritanya. Iapun lalu memasukan kepalanya ke dalam lesung lalu meminta Bopoluchi untuk mulai memukulnya dengan kayu penumbuk padi. Akibatnya nenek tua itupun meninggal akibat pukulan di kepalanya.

            Bopoluchi lalu mendandani nenek itu dengan gaun pengantin yang diberikan si perampok kepadanya. Ia lalu melarikan diri dari rumah itu untuk kembali ke desanya. Untuk menjaga keselamatan dirinya, ia lalu menginap di rumah para tetangganya. Setiap malam ia selalu berganti tempat tidur sampai akhirnya ia merasa lelah dan memutuskan untuk melakukan perlawanan.

            Si perampok ternyata membawa empat orang temannya untuk membalas kematian ibunya. Namun mereka gagal akibat kecerdikan Bopoluchi. Kelimanya akhirnya menemui ajal pula di tangan Bopoluchi. Dua diantaranya mati terpanggang di atas pohon karena ketakutan melarikan diri naik ke atas pohon yang tinggi namun berhasil ditemukan oleh Bopoluchi.

            Akhirnya Bopoluchi berhasil hidup dengan tenang setelah itu. Iapun menggunakan banyaknya hadiah emas permata dari si perampok untuk memenuhi kehidupannya dan membantu beberapa tetangga yang hidup dalam kemiskinan.

 

 

Posting Komentar untuk "BOPOLUCHI (Cerita Dari India)"