MALAS MANDI #mandi


Hari sudah siang, tapi Kemal masih saja meringkuk di ranjang empuk kesayangannya. Maklum hari Minggu. Para siswa libur dan bisa beristirahat sepuasnya. Tidak ketinggalan pula dengan Kemal. Namun meski hari libur, tidaklah sehat jika hanya bermalas-malasan saja di atas tempat tidur.
Kemal adalah siswa SD Merpati kelas empat yang paling malas mandi. Mandi hanya sekali sehari. Di kelas ia duduk sendiri karena tidak ada yang tahan duduk dengannya. Alasannya satu yaitu Kemal bau. Maklumlah tidak jarang ia berangkat sekolah tanpa mandi terlebih dahulu. Hanya cuci muka dan gosok gigi.
“Orang tuamu pasti senang denganmu, ya, Mal?”tanya Eko. Satu dari sedikit sahabat karib Kemal yang tahan berdekatan dengannya. Temannya yang lain banyak yang tidak kuat. Mereka akan menutup hidung lalu pergi menjauh karena tidak tahan dengan bau badan Kemal.
“Maksudmu apa? Aku tidak paham,”jawab Kemal dengan kening berkerut.
“Maksudku mereka pasti senang karena jarang beli sabun. Sabun di rumah pasti awet karena jarang kamu pakai. Jadi uang untuk beli sabun bisa ditabung atau digunakan untuk hal lain,”jelas Eko sambil tersenyum geli membayangkan hal tersebut jika menimpa dirinya.
“Oh, ya, jelas dong! Buktinya mulai bulan kemarin uang saku aku naik dua ribu rupiah. Mungkin karena aku hemat dalam pemakaian air maupun sabun. Jadi orang tuaku sangat terbantu dengan sikapku ini,”jawab Kemal tanpa dosa menanggapi sindiran Eko.
“Memangnya orang tuamu senang kalau kamu jarang mandi dan bau begini?”cecar Eko sambil bergidik ngeri. Aneh sekali jika ada orang tua setuju dengan sikap anaknya seperti yang dilakukan Kemal.
“Ehm....mungkin kurang setuju juga, sih. Soalnya tadinya hampir tiap hari mereka mengingatkanku mandi. Tapi akunya saja yang malas jadi mungkin mereka sudah bosan ngomong terus. Lama-kelamaan aku dibiarkan saja. Mau mandi atau tidak sekarang mereka jarang menegurku,”jelas Kemal dengan santainya.
Mendengar jawaban Kemal, Eko jadi tertantang untuk merubah kebiasaan buruk sahabatnya itu. Ia tidak ingin menjauhinya. Eko justru ingin sekali sahabatnya itu berubah lebih baik.
“Besok aku mau melihat Air Terjun Cibambu dengan Wahyu dan Dimas. Kau mau ikut tidak. Daripada tidur-tiduran di rumah mending jalan-jalan naik sepeda agar badan lebih segar dan sehat,”ajak Eko penuh antusias. Kali ini Kemal setuju dengan ajakan sahabatnya itu. Tapi sepertinya hari ini dia lupa dengan kesepakatan tersebut. Buktinya ketika Eko, Wahyu dan Dimas datang, ia masih santai memeluk guling di kasur.
“Sebentar, ya, Nak. Ibu bangunkan dulu Kemal. Kalian masuk dulu ke rumah,”pinta Ibunya Kemal yang menerima ketiga anak tersebut. Eko, Dimas dan Wahyu mengangguk sabar. Ibu yang tahu akan sangat sulit membangunkan Kemal langsung masuk ke kamar dengan segayung air di tangan. Kepala dan wajah Kemal langsung disiramnya dengan air di dalam gayung tersebut.
Kemal terkejut bukan main. Ia langsung bangun dan mengusap wajahnya yang basah kuyup oleh air. “Ada apa sih, Bu. Kok, Ibu tega sekali membangunkan aku dengan cara seperti ini. Ibukan bisa membangunkan aku dengan cara yang lebih baik,”protes Kemal kecewa sekali dengan tindakan yang dilakukan Ibunya.
“Tidak usah marah. Dari tadi Ibukan sudah memintamu untuk bangun karena kemarin katanya kamu ada janji dengan teman-temanmu. Sudah dibangunkan baik-baik tapi kamu malah tambah pulas tidurnya. Sudah, lebih baik kamu temui dulu teman-temanmu di ruang tamu. Setelah itu mandi dan sarapan. Baru kalian bisa pergi ke Air Terjun Cibambu,”perintah Ibu tegas dengan raut wajah berkerut tanda tidak suka dengan sikap putranya itu.
Akhirnya setelah mandi dan sarapan, Kemal berangkat juga ke Air Terjun Cibambu dengan menggunakan sepeda. Mereka bersepeda menikmati asrinya suasana perkampungan penduduk. Hijaunya pemandangan sawah sepanjang mata memandang serta segarnya arus air sungai di sepanjang jalan setapak yang mereka lalui.
Setibanya di tempat tujuan, mereka langsung menceburkan diri ke dalam kolam di bawah air terjun yang jernih. Namun Kemal tidak ikut. Ia hanya memperhatikan keasyikan teman-temannya dari tepi kolam. Kemal tidak suka air. Sejernih apapun bentuknya.
“Masak jauh-jauh ke sini hanya melihat saja. Apa enaknya? Ayo kita gotong ramai-ramai lalu ceburin ke kolam. Bagaimana? Setuju?”usul Dimas. Kedua temannya setuju. Mereka lalu mendekati Kemal. Lalu secepat kilat mereka mengangkatnya beramai-ramai dan melemparnya ke dalam kolam. Kemal yang tidak menduga ulah jahil teman-temannya tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Kemal ikut berenang bersama mereka.
Sejak saat itu, Kemal jadi ketagihan berenang di air terjun. Ia juga jadi rajin mandi. Kemal tidak takut lagi dengan air. Ternyata air sangat menyegarkan. Teman-teman yang tadinya menjauhi sekarang kembali akrab dengannya. Kebersihan memang selalu mendatangkan keuntungan bagi siapa saja yang menjaganya.















Posting Komentar untuk "MALAS MANDI #mandi"